Cilacap, to be Singapore of Java ?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menjadikan kota di wilayah Selatan Jawa Tengah itu sebagai kota industri yang ramah pada investor. Jokowi ingin segera wujudkan konsep pembangunan Cilacap to be Singapore of Java.

Sedikit geli sebenarnya membaca berita yang saya dapat dari beritasatu[dot]com ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pada Bupati Cilacap Bpk. Tatto Suwarto Pamuji untuk menjadikan Cilacap sebagai kota industri seperti Singapore.

Lepas dari suka atau tidak suka, pendukung atau bukan pendukung Jokowi pada saat pilpres kemarin, saya melihat bahwa ini sangat lucu. Atau mungkin saya yang belum bisa melihat maksud dari dua pemimpin pemerintah diatas ?, Singapore ya Singapore, Cilacap ya Cilacap. Mana bisa Cilacap dijadikan Singapore-nya Jawa ?.

Haduh.. Beribet beneran ini.

Asumsikan maksud mereka adalah menjadikan Cilacap semaju Singapore di segala lini, dan jadilah Cilacap sebagai Singapore-nya Jawa.

Banyak yang begitu saja muncul di kepala saya, pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya ada sebelum mencetuskan sesuatu apa lagi oleh manusia sekelas pejabat pemerintahan.

1. Sebenarnya, besar mana antara Cilacap dan Singapore ?

Di Cilacap ada 2 budaya besar Nusantara, tanpa bermaksud primodialisme ada Bangsa Sunda (di wilayah barat Cilacap) dan ada Bangsa Jawa (di wilayah timur Cilacap) serta jangan lupa, Cilacap juga memiliki pulau Nusakambangan.

Coba kita bedah kandungan muatan kekayaan yang ada di 2 bangsa (Jawa dan Sunda) tersebut, baik bahasanya, tari-tariannya, gendhingnya, busana, dan segala nilai kearifan yang ada didalamnya. Apakah Singapore punya ?

Lihat ke bahasa misalnya, dalam bahasa Jawa untuk jatuh saja bisa macam-macam katanya, dimana masing-masing kata langsung spesifik memberikan keterangan. Contoh : Kepleset untuk menyebut jatuh karena tergelincir zat licin, Njungkel untuk menyebut jatuh kedepan, Kepaduk untuk menyebut jatuh karena tersandung, Njengkang untuk menyebut jatuh terlentang, dll. Apa punya singapore kekayaan bahasa yang seperti itu ? Padahal saya baru menyebut kata dari hirarki bahasa yang paling kasar, yaitu ngoko. Belum Krama, dan itu baru dari Bangsa Jawa, belum dari Bangsa Sunda.

Atau kekayaan yang berupa kreativitas ? Satu ubi kayu (tela), bisa tercipta jenis olahan makanan seperti gethuk, gathot, ciwel, tape, peyeum, combro, dll. yang masing-masing berbeda rasanya.

Artinya Bangsa kita memiliki kreativitas yang luar biasa, dimana sebenarnya selama ini sudah teraplikasi kedalam kehidupan hanya saja belum / tidak di akui negara Indonesia.

Apakah Singapore bisa seperti itu ? Teliti lagi bahasa Singapore ! Hebat mana sama Bahasa Cilacap ?, Melihat contoh dari Ubi Kayu, apa Singapore punya kreativitas seperti Cilacap ?, Lha kalau di negaranya sana tidak tumbuh ubi kayu, ndak usah cerita tentang kreativitas. Karena masih banyak lagi jenis kreativitas yang kita punya.

2. Kekayaan ?

Di Cilacap ada Pertamina RU IV. Ups ! Ini nih, yang katanya banyak mafianya.. Dan rata-rata mafianya bertransaksi di Singapore. Katanya looo… Entah berapa bilangan uang yang seharusnya bisa masuk ke Cilacap, dimana di Pertamina ini mereka mengolah minyak mentah menjadi beberapa jenis bahan bakar yang ampasnya menjadi aspal. Nah.. Aspalnya saja itu dibeli oleh nyaris sebagian besar kabupaten di Indonesia.

Di Cilacap ada Pasir Besi. Sempat ramai juga kemarin, pasca di tambang oleh PT. ANTAM, Tbk. Beberapa bos besar di Cilacap juga bermain dengan tambang pasir besi. Entah berapa rupiah yang dihasilkan dari jenis tambang ini. Yang jelas secara mencolok bos-bos pasir besi punya rumah gede-gede, mobil-mobil mewah, aset, bahkan ada yang sampai punya istri lebih dari satu :p

Potensi di sektor Pariwisata ? Oooo.. Jelas !, Epik kecantikan pulau Nusakambangan, jajaran pantai dari Pantai Teluk penyu sampai Pantai Jetis..

Wisata Spiritual ? Cilacap punya Gunung Srandil dan Gunung Selok, dimana situs ini mampu mengundang ribuan bahkan jutaan wisatawan setiap tahunnya. Bahkan presiden Soekarno, Soeharto dan Gus Dur pernah mengunjungi situs ini.

Tentu saja masih banyak sekali epik yang ada di Kabupaten terluas di Jawa Tengah ini, belum lagi kandungan potensi yang ada di wilayah barat seperti di Kecamatan Dayeuhluhur, Majenang, Cimanggu dan lain sebagainya. Bahkan ada satu wilayah yang benar-benar unik !, yaitu Kecamatan Kampung Laut.

Masing-masing wilayah memiliki potensi yang sebenarnya jika (yang ngakunya) pemerintah itu mau berkomitmen dan ada itikad untuk menyejahterakan masyarakatnya.

Mungkin saya yang kurang literasi tentang Singapore, sekilas memang negara tersebut sudah maju, dimana yang saya tahu memang disana pemerintahnya punya komitmen untuk memajukan wilayahnya. Berani tegas pada pelaku KORUPSI.

Secara wilayah dan kandungan SDA sepertinya Singapore bukan apa-apanya Cilacap. Entahlah, correct me if i’m wrong.

Menurut saya tidak perlu lah istilah Cilacap to be Singapore of Java, elu-elu aje komit berani tegas lawan KORUPSI, pelajari dan perbaiki saja apa yang sudah built in ada di lingkungan Cilacap, itu sudah pasti membuat Cilacap lebih jibar-jibur dari Singapore.

Jika dibandingkan kemudian istilah Cilacap to be Singapore of Java hanya menjadi retorika semata. Atau mungkin parahnya hanya sekedar untuk kepentingan politik praktis semata.

Maju seperti Singapore tidak ada masalah buat saya, tapi apa lacur memang kita lahir di wilayah Nusantara, yang secara genetis memang begini adanya. Kulitnya sawo matang, badannya ya gak gede-gede amat.. Dan sebenarnya mengandung Budaya Adi Luhur.